1. Pengertian bakteri Vibrio
sp
Vibrio merupakan pathogen
oportunistik yang dalam keadaan normal ada dalam lingkungan pemeliharaan,
kemudian berkembang dari sifat yang saporfitik menjadi patogenik jika kondisi
lingkungannya memungkinkan. Vibrio sp merupakan
salah satu bakteri patogen yang tergolong dalam divisi bakteri, klas
Schizomicetes, ordo Eubacteriales, Famili Vibrionaceae. Bakteir ini bersifat
gram negatif, fakulttif anaerobik, fermentatif, sel tunggal bentuk
sel batang dengan ukuran panjang berukuran
panjang (1,4 – 5,0) µm dan lebar (0,3 – 1,3) µm, yang bengkok (koma) atau
lurus, motil,menghasilkan
katalase dan oksidase dan bergerak dengan satu flagella pada ujung sel (Austin,
1988).
Bakteri Vibrio
merupakan genus yang dominan pada lingkungan air payau dan estuaria. Umumnya bakteri
Vibrio menyebabkan penyakit pada hewan perairan laut dan
payau. Vibrio sp mempunyai
sifat gram negatif, dan mempunyai flagella polar. Bakteri Vibrio sp. adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi. Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan
tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali
dengan pH 9,0 (Baumann et al., 1984 cit. Herawati,
1996).
2. Cara Hidup Bakteri Vibrio sp Pada Organisme
Bakteri vibrio yang pathogen dapat hidup di
bagian tubuh organism lain baik di luar tubuh dengan jalan menempel, maupun
pada organ tubuh bagian dalam seperti hati, usu dan sebagainya. Menurut Wagiyo
(1975) dampak langsung bakteri patogen dapat menimbulkan penyakit, parasit,
pembusukan dna toksin yang dapat menyebabkan kematian biota yang menghini
perairan tersebut.
3. Jenis-janis Vibrio sp
Beberapa jenis vibrio yang bersifat
patogen yaitu dengan mengeluarkan toksin ganas dan seringkali mengakibatkan
kematian pada manusia dan hewan. Vibrio cholera yang bersal dari darat atau air
tawar, sudah dikenal sebagai penyebab penyakitmuntah berak diIndonesia (Thayib,
1977). Jenis vibrio yang bersifat pada ikan dan invertebrata laut adalah Vibrio
alginolyticus, V. damsela, V.
charchariae, V.anguilarum, V.
ordalli, V. cholerae, V.
salmonicida, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, V. pelagia, V. splendida, V.
fischeri dan V. harveyi (Austin dan Austin,
1993).
3.1.Vibrio
Anguillarum
Mempunyai ciri-ciri
warna putih–kekuning-kuningan,
bulat, menonjol
dan berkilau.Karakteristi fisika-biokimia
adalah pewarnaan gram
negatif, dan mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa, laktosa,
sellobiosa, galaktosa dan manitol positif.
Sedangkan methyl red dan H2S negatif.
3.2
Vibrio alginolyticus.
Mempunyai ciri-ciri
berwarna kuning,
diameter 3-5 mm. Karakteristik fisika- biokimia adalah pewarnaan gram negatif, dan
mempunyai sifat
fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S
glukosa, laktosa, dan
manitol positif. Sedangkan sellobiosa,
fruktosa, galaktosa negatif.
3.3
Vibrio cholera
Mempunyai ciri-ciri
sebagai beriku
: Berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm,warna
media berubah
menjadi kuning. Karakteristik fisika-biokimia adalah pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif,
katalase, oksidase, methyl red
dan H2S glukosa, laktosa, galaktosa dan
manitol positif. Sedangkan
sellobiosa, fruktosa, bersifat
negatif.
3.4 Vibrio salmonicida
Mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat,
menonjol dan utuh. Karakteristik biokimia adalah pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase,
glukosa positif. Sedangkan methyl red,
H2S, laktosa, galaktosa, manitol sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif.
3.5
Vibrio vulnificus.
Mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
berwarna biru sampai hijau, diameter
2-3 mm. Karakteristik biokimia adalah
pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif,
katalase, oksidase, methyl red
dan H2S glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa
dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat negatif.
3.6 Vibrio parahaemolyticus.
Mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
berwarna biru sampai hijau, diameter
3- 5 mm, dipusat koloni berwarna hijau tua.
Karak-teristik fisika-biokimia
adalah pe- warnaan gram negatif, dan
mempu-nyai sifat fermentatif,
katalase, oksidase, glukosa,
laktosa, galak-tosa dan manitol positif.
Sedangkan sellobiosa,
fruktosa, methyl red dan H2S bersifat
negatif.
4. Bakteri Vibrio sp yang di isolasi
Bakteri Vibrio sp. NM 10 yang diisolasi dari Leiognathus
nuchalis bersifat antagonis terhadap Pasteurella piscicida karena menghasilkan protein dengan berat molekul
kuang dari 5 kDA. Protein tersebut diduga bacteriocin atau senyawa
serupa bacteriocin (bacteriocin like substance) (Sugita et
al., 1997 cit. Isnansetyo, 2005). Bacteriocin adalah senyawa
yang banyak dihasilkan oleh bakteri asam laktat (Ringo and Gatesoupe, 1998).
Kamei dan Isnansetyo (2003) menemukan Pseudomonas sp. AMSN mampu
menghambat pertumbuhan Vibrio alginolyticus karena menghasilkan senyawa
2,4 diacetylploroglucinol. Bacillus sp. NM 12 yang diisolasi dari
intestine ikan Callionymus sp. mampu menghambat Vibrio vulnificus RIMD
2219009 dengan cara menghasilkan siderofor (Sugita et al., 1998). Siderofor
merupakan protein spesifik pengikat ion Fe dengan berat molekul rendah yang
mampu melarutkan Fe yang mengendap. Mekanisme tersebut merupakan kompetisi
pemanfaatan senyawa tertentu oleh mikroorganisme.
Terdapatnya bakteri
pathogen Vibrio
di perairan pantai menandakan adanya kontak dengan buangan limbah
industri dan rumah tangga
seperti tinja manusia atau sisa bahan makanan
lainnya, di mana
bakteri tersebut secara
langsung akan tumbuh dan berkembang bila kondisi perairan tersebut memungkinkan. Selanjutnya dari keadaan
ini kemudian akan berpengaruh terhadap biota perairan dan akhirnya pada
manusia.
Bakteri dari spesies Vibrio secara
langsung akan menimbulkan penyakit (pathogen), yang dapat menyebabkan kematian
biota laut yang menghuni perairan, dan secara tidak langsung bakteri yang
terbawa biota laut seperti ikan akan dikonsumsi oleh manusia, sehingga
menyebabkan penyakit pada manusia. Salah satu jenis bakteri yang
dikenal
berbahaya pada manusia adalah Bakteri Vibrio cholera dikenal
sebagai penyebab penyakit perut (gastroenteritis). Bakteri ini sebenarnya
adalah penghuni darat dan air tawar. Keberadaannya di laut disebabkan terbawa
oleh aliran sungai atau air buangan. Hal ini menyebabkan perairan pantai akan
terkontaminasi oleh bakteri V.cholera.
Genus Vibrio merupakan agen penyebab penyakit
vibriosis yang menyerang hewan laut seperti ikan, udang, dan kerang-kerangan.
Spesies Vibrio yang berpendar umumnya menyerang larva udang dan
penyakitnya disebut penyakit udang berpendar. Bakteri
Vibrio menyerang larva udang
secara sekunder yaitu pada saat dalam
keadaan stress dan lemah, oleh karena itu sering dikatakan bahwa bakteri ini termasuk jenis opportunistic patogen.
Ciri-ciri udang yang terserang
vibriosis antara lain kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang,
badan mempunyai bercak merah-merah (red discoloration) pada pleopod dan
abdominal serta pada malam hari terlihat menyala (Sunaryoto et al., 1987).
Udang yang terkena vibriosis akan menunjukkan gejala nekrosis. Gambar 2
menunjukkan bagian kaki renang (pleopoda) dan kaki jalan (pereiopoda)
menunjukkan melanisasi. Bagian mulut yang kehitaman adalah kolonisasi bakteri
pada esophagus dan mulut.
TUGAS MIKROBILOGI
LAUT
Paper Tentang Bakteri Vibrio Sp
OLEH :
WINDARTI NOFRIYAN NENGSIH
1004136050
ILMU KELAUTAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PANGAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar