SELAMAT DATANG DI BLOG WINDA

Jumat, 09 November 2012

laporan mitos dan biakan murni bakteri


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAUT

MITOS BAKTERI LAUT DAN BIAKAN MURNI BAKTERI

 


OLEH :

WINDARTI NOFRIYAN NENGSIH
1004136050
ILMU KELAUTAN







LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012







BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
Mikrobiologi akuatik adalah telaah mengenai mikroorganisme serta kegiatannya di perairan tawar, muara, dan marin, termasuk mata air, danau, sungai, dan laut. Bidang itu menelaah virus, bakteri, algae, protozoa, dan cendawan mikroskopik yang menghuni perairan alami (Pelczar,1988).
Mikrobiologi menjadi makin penting dengan adanya urbanisasi yang disertai meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air, pentingnya perairan alamiah sebagai reservoir utama, penyelidikan lepas pantai untuk mendapatkan minyak dan mineral, didirikannya badan perlindungan keadaan lingkungan, serta perkembangan - perkembangan lainnya (Pelczar,1988).
Mikrobiologi Laut adalah suatu ilmu yang mempelajari jasad kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang yang ada dilaut. Yakni bisa berupa bakteri, fungi, ragi, protozoa, amoeba, alga, diatom, plankton, copepoda. Dll.
Mikroorganisme laut pada dasarnya sangat beragam, sebagaimana halnya dengan kerabat Mikroorganisme  sebagaimana halnya dengan kerabat mereka yang ada di darat. Organisme yang dapat dikelompokkan sebagai mikrobia laut antara lain adalah protista, sianobakteri (cyanobacteria), bakteri, jamur, dan virus. Mikroorganisme tersebut berperan penting dalam proses-proses yang berlangsung dalam kolom-kolom air laut. Salah satu proses penting, seperti yang diajukan oleh Ducklow (1983) yang dikenal sebagai microbial loop atau lingkar mikrobia, yang meliputi proses mineralisasi senyawa organik terlarut (SOT; DOM= dissolved organic matter), respirasi, daur nutrien, pertumbuhan, dan pemangsaan (grazing) terhadap bakteri.
Untuk mengetahui bakteri laut itu ada atau tidak adanya bakteri spesifik laut. Diantara sejumlah spesies adalah Halotolerans, dimana artinya bahwa bakteri ini hanya mampu berkembang atau tumbuh dengan adanya bakteri laut maupun air tawar. Dan untuk bakteri lainnya hanya bisa tumbuh pada dengan adanya garam yang dikenal dengan bakteri Haloplilik.  Untuk itu perlu dilakukannya praktikum mikrobiologi laut ini bagi mahasiswa yang  mengambil mata kuliah Mikrobiologi Laut.
Effendi (1998) menyatakan bahwa mikroba yang hidup dalam air dengan salinitas optimal akan cenderung lebih resisten terhadap perubahan faktor lingkungan yang tentunya berpengaruh pula terhadap kehidupan mahluk tingkat tinggi yang ada, beberapa reaksi kimia yang terjadi didalam air, kelarutan gas dan nutrient. Hal ini jelas akan ada kaitan dengan kehidupan mikroba diperairan tersebut.
Beberapa habitat laut dapat dihuni mikroba. Jenis dan jumlah populasi penghuni masing-masing habitat tersebut sebetulnya tidak terlalu banyak berbeda, saling berbaur karena letak yang berdekatan, malah bertumpang tindih karena pergerakan arus. Adapaun habitat tersebut adalah : Neston (habitat permukaan), Plankton (di dalam tubuh air itu sendiri), epiphiton (menempel pada tumbuhan air laut, Epizoic ( menempel pada hewan laut), Epipsammon (menempel pada butiran pasir), batu-batuan (epilithon), Lumpur (epipelon) dan benda abiotik lainnya (periphiton).
1.2.    Tujuan dan Manfaat
          Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat membedakan antara bakteri air laut, bakteri yang terdapat di ikan, udang, dan air tawar,sehingga mahasiswa mengetahui bakteri phatogen atau tidak.
          Sedangkan manfaat dari praktikum ini agar mahasiswa bisa menanam bakteri dari sampel untuk di biakkan di media kultur, dan menghitung jumlah koloni dari tiap-tiap cawan petridisk.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

          Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler (Madigan MT, Martinko JM, Brock TD,  2006). 
          Sterilisasi adalah pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri, yang sangat resisten (Levinson W, 2008.)
Bakteri adalah organisme prokariotik yang tidak mempunyai inti sel yang hanya terdiri dari sel tunggal, meskipun sering berkembang dalam kelompok bakteri yang melekat satu sama lain. Kelompok bakteri ini disebut koloni. Genom bakteri terdiri dari DNA untaian ganda yang berbentuk lingkaran, terdapat dalm sitoplasma sel. Molekul DNA yang besar gen bakteri. Sedangkan yang berbentuk kecil yang disebut dengan plasmid ( Sabdono, 2001).
Secara umum ada dua factor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu factor lingkungan dan nutrient, factor lingkungan dan pH, suhu, oksigen terlarut dan salinitas. Pada umumnya bakteri dapat tumbuh dalam kisaran salinitas yang cukup besar karena dorongan enzim permease sehingga konsentrasi garam dalam sel dapat diukur, tetapi bila konsentrasi ini cukup tinggi, maka air akan keluar dari sel sehingga pertumbuhan bakteri akan terhenti (Lay dan Hastowo, 1992).
Untuk menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan mikroba, diperlukan suatu substrat yang disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan, baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dinamakan media (Anonim 2011).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad 2010).
Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya. Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni, medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik, medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu medium yang sususan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti, dan medium non-sintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti (Anonim 2011).
          Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit (Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. 2008). Pengertian lain dari disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan (Havard CWH, 1990). Disinfektan tidak memiliki daya penetrasi sehingga tidak mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam celah atau cemaran mineral (Purnawijayanti HA, 2001).  Selain itu disinfektan tidak dapat membunuh spora bakteri sehingga dibutuhkan metode lain seperti sterilisasi dengan autoklaf (Darmadi, 2008).
          Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C (Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006). 
          Bakteri umumnya tumbuh dalam kisaran salinitas yang cukup besar karena dorongan enzim permiase sehingga kosentrasi garam dapat diatur. Akan tetapi bila kosentrasi ini cukup tinggi maka air keluar dari sel sehingga pertumbuhan bakteri akan terhenti.( Bonang, G dan E. S. Koeswardono. 1982).
Peranan bakteri gram negatif heterotrof dari ocean dan laut terdiri dari 90% bakteri gram negatif (Bouman, 1981) yang mempunyai morfologi dan komposisi kimia sama dengan sel bakteri lainnya. Sama dengan jaringan metabolisme ditulis pada spesies tertentu tidak ada keistimewaan (Bertrand et al, 1976).
Menurut Ruyitno (1991) bakteri laut terdiri dari 2 kelompok yaitu yang berasal dari daratan yang masuk melalui aliran sungai dan dari lautan itu sendiri. Di perairan laut penyebaran bakteri sangat luas dari permukaan sampaui ke dasar laut dalam.
Menurut Hadioetomo (1993) Bentuk koloni dari bakteri secara umum adalah bundar, keriput, kosentrasi tak beraturan dan menyebar, berbenang kompelks, bentuk L, filiform, Rizoid dan kompleks. Sedang tipe sel bakteri adalah tunggal, berpasangan, rantai bergerombol, membentuk koma, tetrad, kumparan longgar, pendek, kaku. Secara umum ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu factor lingkungan dan unsur hara. Factor lingkungan seperti suhu, pH oksigen terlarut dan salinitas.








BAB III
METODA PRAKTIKUM


3.1.    Waktu dan Tempat
Praktikum mikrobiologi laut ini dilaksanakan pada tanggal 2 - 4 November 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2.    Bahan dan Alat
Alat yang dipakai pada praktikum ini berupa : tabung reaksi,erlemeyer, rak tabung, petridisk, spiritus, jarum inokulasi,pipet tetes, gelas ukur, incubator,autoklaf,              Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain : sedimen Dumai, Aquades, NaCl, KCl, dan M2SO4.
3.3.    Metoda Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode sebar. Dengan penanaman bakteri dengan media kultur agar yang diambil dari sampel sedimen. Setelah koloni tumbuh diadakan penghitungan langsung terhadap jumlah koloni.
3.4.        Prosedur Praktikum
            3.4.1 langkah – langkah sterilisasi
·         Bungkus cawan petridisk dengan kertas padi yang berukuran 30 x 20
·         Cawan petridisk yang telah di bungkus di masukkan ke autoclap pada suhu 121 0C selama 15 menit
·         Setelah selesai media di keluarkan lalu di dinginkan
·         Media siap di gunakan
            3.4.2    Pembuatan nutrient agar (Na)
·         30 gr Na di larutkan dalam 1000 ml aquades
·         Medium dipanaskan menggunakan hot plate hingga mendidih
·         Disterilisasi menggunakan autoclap pada 121 0C selama 15 menit
·         Media di dinginkan, tuang pada cawan petri steril
·         Tunggu hingga beku
            3.4.3    Cara kerja tree salt
·         Masukkan 1 L aquades kedalam tabung, kemudian tambahkan 0,75 gr KCL, 6,94 gr MgSO4, 23,4 gr NaCl diaduk hingga larut
·         Letakkan di atas medium pemanas hingga mendidih
·         Masukkan 9 mili ditabung sampel, kemudian di pindahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang terdiri dari 5 tabung reaksi
·         Tutup masing-masing tabung dengan menggunakan kapas
·         Beri tanda dari masing-masing tabung dan dibungkus dengan aluminium foil, kemudian masukkan ke autoclap untuk distrerilkan
            4.4.4    Cara kerja mitos bakteri dan kenyataan
·         Semua peralatan sudah di sterilkan dan siap digunakan
·         Masing-masing kelompok menyediakan sampel
·         Sampel sedimen yang telah ada di timbang sebesar 1 gr
·         Tabung reaksi di beri tanda 10-1,10-2,10-3,10-4,10-5
·         Sedimen 1 gr di masukkan kedalam tabung bertanda 10-1 untuk melakukan pengenceran ,di kocok hingga sedimen tercampur
·         Selanjutnya dibuat pengenceran sampai 10-2, 10-3, 10-4,10-5  sampai pada pengenceran yang di butuhkan
·         Siapkan media kultur dengan salinitas yang erbeda yaitu salinitas 0,15,30 permil, gunakan pengenceran 10-3,10-4,10-5.
·         Ambil satu mili dan tanamkan pada media kultur yang sudah di masukkan pada petridisk
·         Masing-masing sampel di masukkan pada salinitas berbeda
10-3                                        0 permil
10-4                                15 permil
10-5                               30 permil
Untuk mengetahui kemampuan bakteri tumbuh pada salinitas berbeda
·         Lakukan selama 24 jam dan dilihat keesokan harinya.



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil
Berdasarkan hasil yang dilakukan diperoleh diperoleh data sebagai berikut: yaitu pertumbuhan bakteri air laut terhadap salinitas yang berbeda yang mana salinitasnya 0 0/00, 15 0/00, dan 300/00.


            4.1.1    Hasil kelompok
              Praktikum yang dilakukan di laboratorium ini bisa dilihat dengan    gambaran yang diberikan pada tabel-tabel dibawah ini :



Tabel 1.  Tabel Hasil Bakteri Kelompok
No
No plat
Diameter
Permukaan rata/tidak rata
Warna
Pinggiran rata/tidak rata
1
0,103 (776)
0,3 mm
Rata
Putih susu
Rata
2
0,104 (384)
0,2 mm
Rata
Putih susu
Tidak
3
0,105 (33)
0,2 mm
Rata
Putih susu
Rata
4
15,103 (298)
1,5 mm
Rata
Putih susu
Rata
5
15,104 (190)
0,4 mm
Rata
Putih susu
Tidak
6
15,105 (328)
0,5 mm
Rata
Putih susu
Rata
7
30,103 (40)
0,4 mm
Rata
Putih susu
Rata
8
30,104 (66)
0,1 mm
Rata
Putih susu
Rata
9
30,105 (1004)
1,3 mm
Rata
Putih susu
Rata
           
Salinitas
10-3
10-4
10-5
0 0/00
7,76 x 106
3,84 x 107
3,3 x 107
15 0/00
2,98 x 106
1,90 x 107
3,28 x 108
30 0/00
4,0 x 105
6,6 x 106
1,004 x 109

            4.1.2    Hasil individu
                        Hasil individu dari hasil hitungan masing-masing bakteri yang ada di          masing-masing cawan petridisk yang ditung perindividu dapat dilihat ditabel         berikut:
 
Tabel 1.  Tabel Hasil Bakteri Individu
No
No plat
Diameter
Permukaan rata/tidak rata
Warna
Pinggiran rata/tidak rata
Bentuk
1
0,103 (50)
0,5 mm
Rata
Putih susu
Tidak rata
Tdk beraturan dan menyebar
2
0,104 (122)
0,2 mm
Rata
Putih susu
Rata

3
0,105 (25)
0,2 mm
Rata
Putih susu
Rata

4
15,103





5
15,104 (78)
0,3 mm
Rata
Putih susu
Rata
Rizoid
6
15,105 (17)
1,2 mm
Rata
Putih susu
Rata

7
30,103 (98)
0,4 mm
Rata
Putih susu
Rata

8
30,104 (33)
5 mm
Rata
Putih susu
Rata
Bundar
9
30,105






Salinitas
10-3
10-4
10-5
0 0/00
5,0 x 105
1,22 x 107
2,5 x 107
15 0/00

7,8 x 106
1,7 x 107
30 0/00
9,8 x 105
3,3 x 106


4.2       Pembahasan
  Dari Tabel kelompok dan individu dapat dilihat bahwa perbedaan salinitas dapat menyebabkan perubahan keberadaan bakteri yang sangat berbeda, dan dapat dilihat juga pada konsentrasi salinitas 10 0/00 dan 15 0/00 semakin tinggi konsentrasi salinitas semakin kecil jumlah koloni yang ditemukan.  Berbeda pada salinitas 300/00 semakin rendah konsentrasi salinitas semakin sedikit jumlah koloni bakteri yang ditemukan.
Berdasarkan morfologi bakteri dikenal beberapa bentuk yaitu Berombak, Tidak Beraturan, Rizoid, Bentuk L, Bulat, seperti Ikat Rambut, Berlekuk, Tidak Teratur, Berbukit-bukit, seperti Benang, seperti Kawah, Filiform, Tetesan, Dan Datar.
Pertmbuhan mikrobia dalam bioreaktor terjadi secara pertumbuhan individu sel dan pertumbuhan populasi pertumbuhan individu sel meliputi peningkatan substansi dan komponen sel, peningkatan ukuran sel serta pembelahan sel. Sedang pertumbuhan populasi meliputi peningkatan jumlah akibat pembelahan sel dan peningkatan aktivitas sel yang melibatkan sintesa ensim.
Dalam pertumbuhan mikrobia juga terlibat proses metabolik yaitu mulai dari transport nutrien dari medium kedalam sel, konversi bahan nutrien menjadi energi dan konstituen sel, replikasi kromosom, peningkatan ukuran dan masa sel serta pembelahan sel secara biner yang terjadi pula pewarisan genetik (genom turunan) ke sel anakan.
Mikroorganisme, termasuk bakteri  bisa hidup dan ditemukan pada salinitas 0‰ (air tawar) sampai pada salinitas yang tinggi seperti di laut mati (40 ‰). Tetapi hanya bakteri tertentu saja yang dapat hidup pada salinitas yang ekstrem (Halophilik ekstrem) yang mempunyai kebutuhan NaCl lebih besar dari 3 M (seperti Halobactris dan Halocoques). Kebanyakan dari bakteri (90%) yang berasal dari laut termasuk kedalam bakteri gram negatif (Bouman dan Bouman, 1981 dalam Feliatra 2001).
Autekologi mempelajari mikrobia dalam tataran spesies (jenis), yang meliputi proses dan reaksi khusus serta interaksi di antara individu mikrobia. Metode mendasar yang digunakan adalah isolasi dan identifikasi jenis mikrobia untuk mempelajari kemampuan mtabolisme mikrobia tertentu. Metode ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode Robert Koch (1841-1910). Pada skala laboratorium metode ini dapat dilakukan dengan meneliti peran ekologi dan fisiologi suatu jenis mikrobia, yang kemudian dapat dideduksi untuk menetapkan sebuah kesimpulan. Keuntungan dari metode ini adalah eksperimen atau percobaan dapat dilakukan dengan menggunakan mikrobia yang telah diketahui atau dikenali potensinya dalam keadaan lingkungan yang ditetapkan.












BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1.    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan bakteri dari sedimen dengan salinitas yang berbeda maka didapatkan bahwa bakteri sedimen juga berbeda pada salinitas 0, 15, dan 30 , didapatkan pada salinitas 300/00  semakin rendah konsentrasi salinitas semakin sedikit jumlah koloni bakteri yang ditemukan.
5.2.        Saran
Penulis menyarankan agar praktikan lebih berhati-hati dalam penyiapan media, penaman bakteri atau dalam penyimpanan media, karena hal tersebut sangat berpengaruh bagi hasil praktikum Mikrobiolgi Laut.









DAFTAR PUSATAKA

Anonim . 2011. Pembuatan Media Mikroorganisme. http://wikipedia.org/wiki/media-mikroorganisme. Diakses pada tanggal 5 November 2012.
Anonim. 2011. Pembuatan Media. http://biologiAsik.blogspot.com. Diakses pada tanggal 5 November 2012.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keselamatan K
Effendi, I., 1998. Pengantar Mikrobiologi Laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 45 hal (tidak diterbitkan).
Lay, B.W. dan S.S., Hastowo. 1992. Mikrobiologi Laut. Rajawali press : Jakarta. 376 hal
Havard CWH. 1990. Black’s Medical Dictionary 36th edition. USA: Barnes & Noble Books.
Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Pelczar, Michael J.1988.Dasar-Dasar Mikrobiologi 2 (diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo, et al).Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).Jakarta
Purnawijayanti HA. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sabdono, A .2001. Identifikasi dan Analisis bakteri Karang di laut Jawa. UGM. Yogyakarta.
Soni, Ahmad. 2010. Nutrisi Mikroorganisme dalam Media. http://AhmadSoni.web.id. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011.














LAMPIRAN


Gambar 1 alat-alat yang di gunakan

Tranfer pipet                     Foto003
            Mikropipet                                                     Cawan petridisk

10112007545                   10112007553
            Lampu spiritus                                              Tabung ukur

200px-Autoclave1                      10112007551
            Autoclap                                                         Tabung reaksi