I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Fisiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari segala proses yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik
organisme ber-sel tunggal maupun ber-sel banyak, termasuk interaksi antar sel,
jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik energenik maupun
metabolik. (Windarti et al, 2011).
Fisiologi dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme, dan cara kerja dari organ,
jaringan, dan sel – sel organisma. Fisiologi mencoba menerangkan faktor –
faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan. (Fujaya,
2004)
Fisiologi mempelajari fungsi organ –
organ tubuh atau fungsi keseluruhan organisme. Organ artinya alat – alat tubuh
seperti hati, paru – paru, insang, jantung, ginjal yang merupakan bagian tubuh
hewan sedangkan pada tumbuhan oragn antara lain meliputi akar, batang, daun,
bunga. Organ – organ tersebut menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik
yang makroskopik (berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa
bantuan alat) maupun yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat
dengan mata manusia tanpa bantuan alat). Fisiologi mencakup pembahasan tentang
apa yang dilakukan oleh makhluk hidup dan bagaimana mereka melakukan agar
mereka lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan
hidupnya sehingga mereka dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya.
(Yuwono, 2001)
Ikan adalah hewan yang bertulang
belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal) dimana hidupnya
dilingkungan air,
pergerakan dan keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya
bernafas dengan insang. (Raharjo, 1980).
2.1 Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dari praktikum rupa darah
secara makroskopis dan mikroskopis
sebelum dan sesudah haemolisis
serta menentukan tahanan osmotic sel-sel darah merah yaitu agar mahasiswa
mengetahui bentuk-bentuk darah dan dapat mengetahui perubahan-perubahan darah
sesudah di campur larutan.
Manfaat
yang dapat diambil dari hasil praktikum ini adalah adalah dapat mengetahui rupa
darah baik itu dengan mata telanjang maupun dengan menggunakan mikroskop,
selain itu mahasiswa juga dapat mengetahui caramembuat preparat ulas serta
dapat membedakan jenis-jenis darah yang ada pada tubuh ikan sampel.
II TINJAUAN PUSTAKA
Hewan air adalah makhluk hidup yang habitatnya di perairan
dan tidak dapat memanfaatkan secara langsung zat – zat anorganik (organisme
heterotrof) tetapi mereka dapat mendapatkan makanannya dari mikroba, tumbuhan
atau hewan lainnya. Pada umumnya hewan air melakukan pergerakan untuk mencari
makananan. (Yuwono, 2001)
Menurut Khairuman (2008), di Indonesia, ikan mas mulai
dikenal pertama kali di daerah Galuh, Ciamis, Jawa Barat sekitar tahun 1860.
Setelah itu, berkembang ke daerah lain di Jawa Barat. Sejak permulaan abad ke –
23, budi daya ikan mas yang dilakukan di kolam dan di sawah, mulai berkembang
di beberapa daerah di luar Jawa. Pada tahun 1892, ikan mas mulai didatangkan ke
Bukittinggi, Sumatera Barat dan Sumatera Utara, ikan mas didatangkan pada tahun
1903. Di Medan, ikan mas didatngkan pada tahun 1905. Sementara itu, ikan mas
mulai dikenal di Sulawesi pada tahun 1895 yang diawali dari daerah Tondano,
Sulawesi Utara. Di Manado, ikan mas didatangkan pada tahun 1905. Pada tahun
1936, di Sulawesi Selatan, ikan mas mulai dipelihara di sawah. Di Pulau Bali,
ikan mas pertama kali didatangkan pada tahun1903 dan mulai dbudidayakan di
sawah pada tahun 1931. Di Pulau Flores, ikan mas didatangkan pertama kali pada
tahun 1932.
Spesies ikan mas (Cyprinus carpio) masuk dalam genus
Cyprinus dari famili Cyprinidae. Di berbagai tempat ikan mas disebut sebagai
ikan tambra, raya atau ameh. Ikan memiliki bentuk badan memanjang, sedikit
pipih ke samping (compressed). Mulut dapat disembulkan terletak di ujung tengah
(terminal). Mempunyai sungut dua pasang. Menurut beberapa ahli ikan, sungut
inilah sebagai ciri pokok untuk membedakan ikan mas koki (Carasius auratus)
yang strainnya sudah banyak itu dengan ikan mas karper (Cyprinus carpio),
yang mempunyai strain banyak juga. Sirip punggung panjang dengan bagian belakang
berjari – jari keras. Letak permulaan sirip punggung ini berseberangan dengan
permulaan sirip perut. Ikan mas mempunyai sisik relatif tipe Cycloid,
mempunyai garis rusuk yang lengkap berada pada pertengahan sirip ekor. Gigi
kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri dari tiga baris yang berbentuk graham.
(Susanto, 2004).
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengagkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri (wikipedia,2012).
Darah mengangkut oksigen dari insang ke jaringan
dan mengankut CO2 dari jaringan ke insang. Pada kebanyakan sepesies ikan,
O2terikat pada haemoglobinpada darah sel merah. Tetapi pada sebagian ikan tidak
memerlukan Hb untuk transparans O2dan Hb darah. Dua tipe peredaran darah
dalam Hb sangat pada respirasi ikan. Ketika darah mencapai jaringan,
dimana CO2 tinggi, afinitas dankejenuhan menurun dan demikian O2 akan
dilepaskan dari Hb dan berdifusikedalam jaringan (Pulungan,at,.al. 2010)
III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
fisiologi hewan air tentang rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis
sebelum dan sesudah haemmolisis serta menentukan tahanan osmotik ini
dilaksanakan pada hari jum’at, 22 April 2012 pukul 10.00 – 12.00 WIB. Bertempat
di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau.
3.2 Bahan dan Alat
Adapun
bahan-bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah ikan lele dan ikan mas,aquades,larutan NaCl 3%,ethanol,pewarna
giemsa.
Sedangkan alat yang di gunakan adalah jarum
suntik,baki,kain lap,objek glas,cover glas,mikroskop.
3.3 Metoda
Praktikum
Metode yang di
pakai dalam praktikum ini yaitu metode pengamatan yang di lakukan secara
langsung oleh praktikan, di mana data dan informasi yang di butuhkan dapat di
peroleh dengan mempraktekan langsung sehingga bisa mengetahui bentuk sel darah
dan tekanan osmotic pada ikan lele dan mas.
3.4 Prosedur Praktikum
3.4.1
Cara mengambil darah ikan
·
Ikan dibius dengan minyak cengkeh
secukupnya (sekitar 5 tetes/ liter) sampai pingsan
·
Jarum suntik dan spuit dibasahi
dengan EDTA 10 atau heparin guna mencegah pembekuan darah
·
Darah ikan diambil melalui vena
caudalis. Darah dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang sudah dibasahi EDTA
10% atau heparin. Bila disimpan dalam termos (+ pecahan es batu), darah tahan
selama ± 3 jam.
3.4.2
Cara menyiapkan sampel darah ikan
untuk proses hemolisi
·
Ambil 3 buah tabung reaksi dan beri
label A, B, dan C. kemudian, ke dalam tiap – tiap tabung masukkan 1 cc darah
ikan. Pada tabung A, tambahkan 1 cc aquades. Pada tabung B masukkan 1 cc NaCl
3% dan darah pada tabung C dibiarkan seperti semula/ tidak ditambah apa- apa.
Tabung dikocok, lalu dibiarkan selama 5 menit.
·
Buatlah preparat ulas/ usap darah
dari darah yang sudah diperlakukan tersebut. Dari setiap tabung, ambil 1 tetes
darah, teteskan pada bagian ujung dari objek glass. Kemudian, ambil objek glass
lain, sentuhkan salah satu ujungnya pada tetesan darah tersebut dan geser
sepanjang objek glass (objek glass untuk menggeser darah dalam posisi sudut 450
terhadap objek glass tempat darah diteteskan).
·
Kemudian, angkat objek glass dengan
ulasan darah tersebut dan terawang pada cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya
tembus (dasar putih). Amati dengan menggunakan mikroskop.
·
Selanjutnya, darah pada tabung A
ditambah lagi dengan 1 cc larutan NaCl 3. Darah paa tabung B ditambah dengan 1
cc aquades . Dengan demikian, perbandingan volume darah, air dan larutan NaCl 3
pada tabung A dan B menjadi sama.
3.4.3
Cara membuat sampel untuk pengamatan
jenis – jenis darah
·
Buatlah preparat ulas darah dari
darah ikan yang murni (tidak ditambah NaCl maupun aquades)
·
Preparat dikeringkan sselama 5 menit
·
Preparat dicelup pada ethanol murni
dan dikeringkan sekitar 5 menit
·
Preparat dicelup dalam larutan
Giemsa dan dikeringkan selama 5 menit
·
Preparat dicuci dengan air bersih,
dengan cara dicelup – celupkan ke dalam air sampai kelebihan pewarna Giemsa
bersih
·
Preparat dikeringkan lagi dan siap
diamati di bawah mikroskop
·
Gambarlah bentuk – bentuk sel darah
merah dan putih. Amati bentuk inti serta kondisi sitoplasma.
3.4.4 Cara membuat sampel menentukan tahanan
osmotic sel-sel darah merah
·
Sediakan
9 buah tabun dan beri nomor 1-9
·
Buatlah
larutan NaCl 0%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%; 0,9%; 1%; 3%.
·
Isilah
tiap-tiap tabung dengan larutan NaCl dengan konsentrasi yang berurutan.
·
Teteskan
10 tetes darah ikan yang tersedia ke dalam tiap-tiap tabung campurkan secara
hati-hati dan biarkan lebih kurang 30 menit,setelah 30 menit coba amati kondisi
lapisan merah di permukaan air,pada tabung mana lapisan merah tersebut lenyap/tidak
terlihat lebih cepat.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum rupa darah
secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis serta
menentukan tahapan osmotic sel-seldarah merah ini dapat diketahui hasilnya
adalah sebagai berikut:
Ikan mas (Cyprinus carpio)
diklasifikasikan kedalam ordo: Cypriniformes, family : Cyprinidae, genus
: Cyprinus, species : Cyprinus
carpio.
Gambar 1. Darah Kontrol
Gambar 2. Darah + Aquades
Gambar 3. Darah + NaCl 3%
Gambar 4. Darah + Aquades + NaCl 3%
Gambar 5. Darah + NaCl 3% + Aquades
4.1 Pembahasan
Pada praktikum ini dapat terlihat bahwa darah kontrol masih
dalam keadaan ukuran yang normal dan susunan darahnya rapi. Darah yang ditambah
aquades terlihat di bawah mikroskop sel darahnya mengalami pembengkakan atau
membesar karena aquades masuk kedalam sel dan jarak antar sel darah jarang atau
berjauhan. Sedangkan darah yang ditambahkan NaCl 3% terlihat di bawah mikroskop
rupa sel darahnya mengkerut ini terjadi akibat sifat dari NaCl yang dapat
menyerap air sehingga cairan sel di dalam sel tertarik keluar sehingga sel
darah menjadi mengkerut dan jarak antar sel menjadi rapat. Darah yang diberi
aquades kemudian diberi NaCl 3% akan membuat rupa sel darah agak mengkerut
sedangkan darah yang diberi NaCl 3% dan kemudian diberi aquades membuat rupa
darah hampir mengarah kebentuk normal.
Bila sel-sel darah dimasukkan kedalam suatu cairan yang hypertonis
atau hypotonis terhadap cairan interaseluler, maka terjadi proses osmasa dan
difusi. Bila tekanan osmosa cairan diluar sel sama dengan didalam sel , maka
sel darahtidak mengalami perubahan. jika cairan didalam sel hypertonis terhadap
cairandidalam selmaka sel-sel akan kehilangan cairan sehingga mengakibatkan sel
mengalami pengkerutan, (Windarti,at.,al.2012)
Fujaya (2004) menyatakan, membran sel darah merah sifatnya
permiabel terhadap air, glukosa dan urea, tetapi impermiabel terhadap
garam-garam. Airdapat mengalir melalui membran sel, oleh karena itu bila darah
dimasukan kedalam larutan yang hipotonis maka sel darah merah akan pecah.
Peristiwa pecahnya sel darah merah hingga isinya menyebar keseluruh larutan
disebut Haemolisis. Namun apabila darah dimasukkan kedalam larutan yang
isotonis (larutan fisiologis untuk ikan NaCl 0,6%) maka sel darah tidak akan
mengalami perubahan.
Di dalam matrik cairan darah terdapat sel – sel darah. Sel
yang menyangkut oksigen disebut eritrosit. Sel yang berperan dalam kekebalan
dan pertahanan tubuh disebut leukosit dan sel yang berperan dalam homeostatis
disebut trombosit. (Yuwono, 2001)
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat terlihat bahwa darah kontrol masih
dalam keadaan ukuran yang normal dan susunan darahnya rapi. Darah yang ditambah
aquades terlihat di bawah mikroskop sel darahnya mengalami pembengkakan atau
membesar karena aquades masuk kedalam sel dan jarak antar sel darah jarang atau
berjauhan. Sedangkan darah yang ditambahkan NaCl 3% terlihat di bawah mikroskop
rupa sel darahnya mengkerut ini terjadi akibat sifat dari NaCl yang dapat
menyerap air sehingga cairan sel di dalam sel tertarik keluar sehingga sel
darah menjadi mengkerut dan jarak antar sel menjadi rapat. Darah yang diberi
aquades kemudian diberi NaCl 3% akan membuat rupa sel darah agak mengkerut
sedangkan darah yang diberi NaCl 3% dan kemudian diberi aquades membuat rupa
darah hampir mengarah kebentuk normal.
5.2 Saran
Didalam melakukan praktikum rupa darah secara makroskopis dan
mikroskopis sebelum dan sesudah haemmolisis penulis
menyarankan agar praktikan
tidak main-main dalam mengambil darah ikan dan semua praktikan
dapat melakukan pengambilan
darah ikan dengan menggunakan suntik dan juga para praktikan harus memperhatikan
asisten ketika menjelaskan cara kerja dalam menjalankan praktikum agar tidak
terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum dan akhirnya dapat memperoleh
informasi yang akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Fujaya, Yusinta. 2004. Fisiologi
Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.
Khairuman, dkk. 2008. Budidaya Ikan
Mas Secara Intensif. PT Agromedia Pustaka, Jakarta. 100 hal.
Pulungan, chaidir.P, Windarti,
Ridwan Manda.P, 2010 Penuntun Praktikum Ikhtiologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau (Tidak diterbitkan)
Rahardjo, S. 1980. Oseanografi
Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan. 141 hal.
Susanto, Heru. 2004. Budidaya Ikan
di Perkarangan. Penebar Swadaya, Jakarta. 150 hal.
Windarti, dkk. 2011. Buku Ajar
Fisiologi Hewan Air. Universitas Riau, Pekanbaru. 70 hal.
Yuwono, E. dan P. Sukardi. 2001.
Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal.
WWW.Wikipedia.com.diunggah pada hari Rabu, 26 April 2012 Pukul 14.30
LAMPIRAN
Gambar
alat-alat yang di gunakan saat praktikum
DAFTAR
ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... iv
1 PENDAHULUAN...........................................................................
1
1.1 Latar
Belakang.............................................................................
1
1.2 Tujuan dan Manfaat.....................................................................
2
II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
3
III METODE PRAKTIKUM..............................................................
5
3.1 Waktu dan
Tempat......................................................................
5
3.2 Bahan dan Alat............................................................................
5
3.3 Metode Praktikum.......................................................................
5
3.3 Prosedur Praktikum.....................................................................
5
IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................
8
4.1 Hasil.............................................................................................
8
4.2 Pembahasan.................................................................................
9
V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................
11
5.1 Kesimpulan..................................................................................
11
5.2 Saran............................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Darah Kontrol.........................................................................................
8
2. Darah + Aquades.................................................................................... 8
3. Darah + NaCl 3%...................................................................................
8
4. Darah + Aquades + NaCl 3%.................................................................
9
5. Darah + NaCl 3% + Aquades................................................................. 9
LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
DENGAN
JUDUL:
RUPA
DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS
SEBELUM
DAN SESUDAH HAEMOLISIS
Oleh :
WINDARTI NOFRIYAN
NENGSIH
1004136050
ILMU
KELAUTAN
LABORATORIUM
BIOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN LMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar