LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAUT
MITOS BAKTERI LAUT DAN BIAKAN MURNI BAKTERI
OLEH :
WINDARTI NOFRIYAN NENGSIH
1004136050
ILMU KELAUTAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PANGAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Mikrobiologi akuatik adalah telaah mengenai mikroorganisme
serta kegiatannya di perairan tawar, muara, dan marin, termasuk mata air,
danau, sungai, dan laut. Bidang itu menelaah virus, bakteri, algae, protozoa,
dan cendawan mikroskopik yang menghuni perairan alami (Pelczar,1988).
Mikrobiologi menjadi makin penting dengan adanya urbanisasi
yang disertai meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air, pentingnya perairan
alamiah sebagai reservoir utama, penyelidikan lepas pantai untuk mendapatkan
minyak dan mineral, didirikannya badan perlindungan keadaan lingkungan, serta
perkembangan - perkembangan lainnya (Pelczar,1988).
Mikrobiologi Laut adalah suatu ilmu yang mempelajari jasad
kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang yang ada dilaut. Yakni bisa berupa bakteri, fungi, ragi, protozoa, amoeba,
alga, diatom, plankton, copepoda. Dll.
Mikroorganisme laut pada dasarnya
sangat beragam, sebagaimana halnya dengan kerabat Mikroorganisme sebagaimana halnya dengan kerabat mereka yang
ada di darat. Organisme yang dapat dikelompokkan sebagai mikrobia laut antara
lain adalah protista, sianobakteri (cyanobacteria), bakteri, jamur, dan
virus. Mikroorganisme tersebut berperan penting dalam proses-proses yang
berlangsung dalam kolom-kolom air laut. Salah satu proses penting, seperti yang
diajukan oleh Ducklow (1983) yang dikenal sebagai microbial loop atau
lingkar mikrobia, yang meliputi proses mineralisasi senyawa organik terlarut
(SOT; DOM= dissolved organic matter), respirasi, daur nutrien,
pertumbuhan, dan pemangsaan (grazing) terhadap bakteri.
Untuk mengetahui bakteri laut itu ada atau tidak adanya bakteri spesifik
laut. Diantara sejumlah spesies adalah Halotolerans, dimana artinya bahwa
bakteri ini hanya mampu berkembang atau tumbuh dengan adanya bakteri laut
maupun air tawar. Dan untuk bakteri lainnya
hanya bisa tumbuh pada dengan adanya garam yang dikenal dengan bakteri
Haloplilik. Untuk itu perlu dilakukannya
praktikum mikrobiologi laut ini bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Mikrobiologi Laut.
Effendi (1998) menyatakan bahwa mikroba yang hidup dalam air dengan
salinitas optimal akan cenderung lebih resisten terhadap perubahan faktor
lingkungan yang tentunya berpengaruh pula terhadap kehidupan mahluk tingkat
tinggi yang ada, beberapa reaksi kimia yang terjadi didalam air, kelarutan gas
dan nutrient. Hal ini jelas akan ada kaitan dengan kehidupan mikroba diperairan
tersebut.
Beberapa habitat laut dapat dihuni mikroba. Jenis dan jumlah
populasi penghuni masing-masing habitat tersebut sebetulnya tidak terlalu
banyak berbeda, saling berbaur karena letak yang berdekatan, malah bertumpang
tindih karena pergerakan arus. Adapaun habitat tersebut adalah : Neston
(habitat permukaan), Plankton (di dalam tubuh air itu sendiri), epiphiton
(menempel pada tumbuhan air laut, Epizoic ( menempel pada hewan laut),
Epipsammon (menempel pada butiran pasir), batu-batuan (epilithon), Lumpur
(epipelon) dan benda abiotik lainnya (periphiton).
1.2. Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dari
praktikum ini agar mahasiswa dapat membedakan antara bakteri air laut, bakteri
yang terdapat di ikan, udang, dan air tawar,sehingga mahasiswa mengetahui
bakteri phatogen atau tidak.
Sedangkan manfaat dari praktikum ini
agar mahasiswa bisa menanam bakteri dari sampel untuk di biakkan di media
kultur, dan menghitung jumlah koloni dari tiap-tiap cawan petridisk.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut
juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat
oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak
bersifat seluler (Madigan MT, Martinko JM, Brock TD, 2006).
Sterilisasi adalah
pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri, yang sangat resisten (Levinson W, 2008.)
Bakteri adalah organisme prokariotik yang tidak mempunyai inti sel yang hanya terdiri dari sel tunggal, meskipun
sering berkembang dalam kelompok bakteri yang melekat satu sama lain. Kelompok
bakteri ini disebut koloni. Genom bakteri terdiri dari DNA untaian ganda yang
berbentuk lingkaran, terdapat dalm sitoplasma sel. Molekul DNA yang besar gen
bakteri. Sedangkan yang berbentuk kecil yang disebut dengan plasmid ( Sabdono,
2001).
Secara umum ada dua factor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu
factor lingkungan dan nutrient, factor lingkungan dan pH, suhu, oksigen
terlarut dan salinitas. Pada umumnya bakteri dapat
tumbuh dalam kisaran salinitas yang cukup besar karena dorongan enzim permease
sehingga konsentrasi garam dalam sel dapat diukur, tetapi bila konsentrasi ini
cukup tinggi, maka air akan keluar dari sel sehingga pertumbuhan bakteri akan
terhenti (Lay dan Hastowo, 1992).
Untuk
menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan mikroba, diperlukan suatu substrat
yang disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan
harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang
tidak diharapkan. Susunan bahan, baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang,
telur, daging, wortel, dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa
kimia, organik, ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba dinamakan media (Anonim 2011).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan
oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi
di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari
agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat
media (Soni, Ahmad 2010).
Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas
susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya. Klasifikasi medium berdasarkan
susunan kimianya, yakni, medium organik, yaitu medium yang tersusun dari
bahan-bahan organik, medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari
bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu medium yang sususan kimiawinya
dapat diketahui dengan pasti, dan medium non-sintetik, yaitu medium yang
susunan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti (Anonim 2011).
Disinfektan adalah
bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit (Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. 2008).
Pengertian lain dari disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan
memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung
oleh disinfektan (Havard CWH, 1990). Disinfektan tidak memiliki daya penetrasi
sehingga tidak mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam celah atau
cemaran mineral (Purnawijayanti HA, 2001).
Selain itu disinfektan tidak dapat membunuh spora bakteri sehingga dibutuhkan metode lain seperti sterilisasi dengan autoklaf (Darmadi, 2008).
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
(1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada
autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan
meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh
microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel
resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan
terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama,
endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel
vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang
merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C,
endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri
dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C (Madigan
MT, Martinko JM, Brock TD. 2006).
Bakteri umumnya tumbuh dalam kisaran
salinitas yang cukup besar karena dorongan enzim permiase sehingga kosentrasi
garam dapat diatur. Akan tetapi bila kosentrasi ini cukup tinggi maka air keluar
dari sel sehingga pertumbuhan bakteri akan terhenti.( Bonang, G dan E. S. Koeswardono. 1982).
Peranan bakteri gram negatif heterotrof dari ocean dan laut terdiri dari
90% bakteri gram negatif (Bouman, 1981) yang mempunyai morfologi dan komposisi
kimia sama dengan sel bakteri lainnya. Sama dengan jaringan metabolisme ditulis
pada spesies tertentu tidak ada keistimewaan (Bertrand et al, 1976).
Menurut
Ruyitno (1991) bakteri laut terdiri dari 2 kelompok yaitu yang berasal dari
daratan yang masuk melalui aliran sungai dan dari lautan itu sendiri. Di
perairan laut penyebaran bakteri sangat luas dari permukaan sampaui ke dasar
laut dalam.
Menurut Hadioetomo (1993) Bentuk koloni dari bakteri secara umum adalah
bundar, keriput, kosentrasi tak beraturan dan menyebar, berbenang kompelks,
bentuk L, filiform, Rizoid dan kompleks. Sedang tipe sel bakteri adalah
tunggal, berpasangan, rantai bergerombol, membentuk koma, tetrad, kumparan
longgar, pendek, kaku. Secara umum ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri yaitu factor lingkungan dan unsur hara. Factor lingkungan seperti suhu,
pH oksigen terlarut dan salinitas.
BAB III
METODA PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan
Tempat
Praktikum mikrobiologi laut ini dilaksanakan pada tanggal 2
- 4 November 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau.
3.2. Bahan dan
Alat
Alat yang dipakai pada
praktikum ini berupa : tabung reaksi,erlemeyer, rak tabung, petridisk,
spiritus, jarum inokulasi,pipet tetes, gelas ukur, incubator,autoklaf, Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain : sedimen Dumai, Aquades, NaCl, KCl, dan M2SO4.
3.3. Metoda
Praktikum
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode sebar. Dengan penanaman
bakteri dengan media kultur agar yang diambil dari sampel sedimen. Setelah koloni tumbuh diadakan penghitungan langsung terhadap jumlah
koloni.
3.4.
Prosedur Praktikum
3.4.1 langkah – langkah sterilisasi
·
Bungkus cawan petridisk dengan kertas padi yang berukuran 30
x 20
·
Cawan petridisk yang telah di bungkus di masukkan ke
autoclap pada suhu 121 0C selama 15 menit
·
Setelah selesai media di keluarkan lalu di dinginkan
·
Media siap di gunakan
3.4.2 Pembuatan nutrient agar (Na)
·
30 gr Na di larutkan dalam 1000 ml aquades
·
Medium dipanaskan menggunakan hot plate hingga mendidih
·
Disterilisasi menggunakan autoclap pada 121 0C
selama 15 menit
·
Media di dinginkan, tuang pada cawan petri steril
·
Tunggu hingga beku
3.4.3 Cara
kerja tree salt
·
Masukkan 1 L aquades kedalam tabung, kemudian tambahkan 0,75
gr KCL, 6,94 gr MgSO4, 23,4 gr NaCl diaduk hingga larut
·
Letakkan di atas medium pemanas hingga mendidih
·
Masukkan 9 mili ditabung sampel, kemudian di pindahkan ke
dalam masing-masing tabung reaksi yang terdiri dari 5 tabung reaksi
·
Tutup masing-masing tabung dengan menggunakan kapas
·
Beri tanda dari masing-masing tabung dan dibungkus dengan
aluminium foil, kemudian masukkan ke autoclap untuk distrerilkan
4.4.4 Cara kerja mitos bakteri dan kenyataan
·
Semua peralatan sudah di sterilkan dan siap digunakan
·
Masing-masing kelompok menyediakan sampel
·
Sampel sedimen yang telah ada di timbang sebesar 1 gr
·
Tabung reaksi di beri tanda 10-1,10-2,10-3,10-4,10-5
·
Sedimen 1 gr di masukkan kedalam tabung bertanda 10-1 untuk melakukan pengenceran ,di kocok
hingga sedimen tercampur
·
Selanjutnya dibuat pengenceran sampai 10-2, 10-3,
10-4,10-5 sampai
pada pengenceran yang di butuhkan
·
Siapkan media kultur dengan salinitas yang erbeda yaitu
salinitas 0,15,30 permil, gunakan pengenceran 10-3,10-4,10-5.
·
Ambil satu mili dan tanamkan pada media kultur yang sudah di
masukkan pada petridisk
·
Masing-masing sampel di masukkan pada salinitas berbeda
10-3 0
permil
10-4 15 permil
10-5
30
permil
Untuk mengetahui kemampuan bakteri tumbuh pada salinitas
berbeda
·
Lakukan selama 24 jam dan dilihat keesokan harinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil yang dilakukan diperoleh diperoleh data sebagai berikut:
yaitu pertumbuhan bakteri air laut terhadap salinitas yang berbeda yang mana
salinitasnya 0 0/00,
15 0/00, dan 300/00.
4.1.1 Hasil kelompok
Praktikum yang dilakukan di
laboratorium ini bisa dilihat dengan gambaran yang diberikan pada tabel-tabel dibawah ini :
Tabel 1. Tabel
Hasil Bakteri Kelompok
No
|
No
plat
|
Diameter
|
Permukaan
rata/tidak rata
|
Warna
|
Pinggiran
rata/tidak rata
|
1
|
0,103
(776)
|
0,3
mm
|
Rata
|
Putih
susu
|
Rata
|
2
|
0,104
(384)
|
0,2
mm
|
Rata
|
Putih
susu
|
Tidak
|
3
|
0,105
(33)
|
0,2
mm
|
Rata
|
Putih
susu
|
Rata
|
4
|
15,103
(298)
|
1,5
mm
|
Rata
|
Putih
susu
|
Rata
|
5
|
15,104
(190)
|
0,4
mm
|
Rata
|
Putih
susu
|
Tidak
|
6
|
15,105
(328)
|
0,5
mm
|
Rata
|
Putih
susu
|
Rata
|
7
|
30,103
(40)
|
0,4
mm
|
Rata
|
Putih
susu
|
Rata
|
8
|
30,104
(66)
|
0,1
mm
|
Rata
|
Putih
susu
|
Rata
|
9
|
30,105 (1004)
|
1,3
mm
|
Rata
|
Putih
susu
|
Rata
|
Salinitas
|
10-3
|
10-4
|
10-5
|
0 0/00
|
7,76
x 106
|
3,84
x 107
|
3,3
x 107
|
15 0/00
|
2,98
x 106
|
1,90
x 107
|
3,28
x 108
|
30 0/00
|
4,0
x 105
|
6,6
x 106
|
1,004
x 109
|
4.1.2 Hasil individu
Hasil
individu dari hasil hitungan masing-masing bakteri yang ada di masing-masing cawan petridisk yang
ditung perindividu dapat dilihat ditabel berikut:
Tabel 1. Tabel
Hasil Bakteri Individu
No
|
No plat
|
Diameter
|
Permukaan rata/tidak rata
|
Warna
|
Pinggiran rata/tidak rata
|
Bentuk
|
1
|
0,103 (50)
|
0,5 mm
|
Rata
|
Putih susu
|
Tidak rata
|
Tdk beraturan dan menyebar
|
2
|
0,104 (122)
|
0,2 mm
|
Rata
|
Putih susu
|
Rata
|
|
3
|
0,105 (25)
|
0,2 mm
|
Rata
|
Putih susu
|
Rata
|
|
4
|
15,103
|
|||||
5
|
15,104 (78)
|
0,3 mm
|
Rata
|
Putih susu
|
Rata
|
Rizoid
|
6
|
15,105 (17)
|
1,2 mm
|
Rata
|
Putih susu
|
Rata
|
|
7
|
30,103 (98)
|
0,4 mm
|
Rata
|
Putih susu
|
Rata
|
|
8
|
30,104 (33)
|
5 mm
|
Rata
|
Putih susu
|
Rata
|
Bundar
|
9
|
30,105
|
Salinitas
|
10-3
|
10-4
|
10-5
|
0 0/00
|
5,0 x 105
|
1,22 x 107
|
2,5 x 107
|
15 0/00
|
7,8 x 106
|
1,7 x 107
|
|
30 0/00
|
9,8 x 105
|
3,3 x 106
|
4.2 Pembahasan
Dari Tabel kelompok dan individu dapat dilihat bahwa perbedaan
salinitas dapat menyebabkan perubahan keberadaan bakteri yang sangat berbeda,
dan dapat dilihat juga pada konsentrasi salinitas 10 0/00
dan 15 0/00 semakin tinggi konsentrasi salinitas semakin kecil jumlah koloni yang
ditemukan. Berbeda pada salinitas 300/00 semakin rendah konsentrasi
salinitas semakin sedikit jumlah koloni bakteri yang ditemukan.
Berdasarkan morfologi bakteri dikenal beberapa bentuk yaitu Berombak, Tidak Beraturan, Rizoid, Bentuk L, Bulat, seperti Ikat Rambut, Berlekuk, Tidak Teratur, Berbukit-bukit, seperti Benang, seperti Kawah, Filiform, Tetesan, Dan Datar.
Pertmbuhan
mikrobia dalam bioreaktor terjadi secara pertumbuhan individu sel dan
pertumbuhan populasi pertumbuhan individu sel meliputi peningkatan substansi
dan komponen sel, peningkatan ukuran sel serta pembelahan sel. Sedang
pertumbuhan populasi meliputi peningkatan jumlah akibat pembelahan sel dan
peningkatan aktivitas sel yang melibatkan sintesa ensim.
Dalam
pertumbuhan mikrobia juga terlibat proses metabolik yaitu mulai dari transport
nutrien dari medium kedalam sel, konversi bahan nutrien menjadi energi dan
konstituen sel, replikasi kromosom, peningkatan ukuran dan masa sel serta
pembelahan sel secara biner yang terjadi pula pewarisan genetik (genom turunan)
ke sel anakan.
Mikroorganisme, termasuk bakteri bisa hidup dan ditemukan pada salinitas 0‰
(air tawar) sampai pada salinitas yang tinggi seperti di laut mati (40 ‰).
Tetapi hanya bakteri tertentu saja yang dapat hidup pada salinitas yang ekstrem
(Halophilik ekstrem) yang mempunyai kebutuhan NaCl lebih besar dari 3 M
(seperti Halobactris dan Halocoques). Kebanyakan dari bakteri (90%) yang
berasal dari laut termasuk kedalam bakteri gram negatif (Bouman dan Bouman,
1981 dalam Feliatra 2001).
Autekologi mempelajari mikrobia dalam tataran spesies (jenis), yang meliputi proses dan reaksi khusus serta interaksi di antara individu mikrobia. Metode mendasar yang digunakan adalah isolasi dan identifikasi jenis mikrobia untuk mempelajari kemampuan mtabolisme mikrobia tertentu. Metode ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode Robert Koch (1841-1910). Pada skala laboratorium metode ini dapat dilakukan dengan meneliti peran ekologi dan fisiologi suatu jenis mikrobia, yang kemudian dapat dideduksi untuk menetapkan sebuah kesimpulan. Keuntungan dari metode ini adalah eksperimen atau percobaan dapat dilakukan dengan menggunakan mikrobia yang telah diketahui atau dikenali potensinya dalam keadaan lingkungan yang ditetapkan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan bakteri dari sedimen dengan salinitas
yang berbeda maka didapatkan bahwa bakteri sedimen juga berbeda pada salinitas
0, 15, dan 30 , didapatkan pada salinitas 300/00 semakin rendah konsentrasi salinitas
semakin sedikit jumlah koloni bakteri yang ditemukan.
5.2.
Saran
Penulis menyarankan agar praktikan lebih berhati-hati dalam
penyiapan media, penaman bakteri atau dalam penyimpanan media, karena hal
tersebut sangat berpengaruh bagi hasil praktikum Mikrobiolgi Laut.
DAFTAR PUSATAKA
Anonim .
2011. Pembuatan Media Mikroorganisme. http://wikipedia.org/wiki/media-mikroorganisme.
Diakses pada tanggal 5 November 2012.
Anonim.
2011. Pembuatan Media. http://biologiAsik.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 5 November 2012.
Darmadi.
2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
Departemen
Pendidikan Nasional Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.4.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keselamatan K
Effendi, I., 1998. Pengantar Mikrobiologi Laut. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 45 hal (tidak
diterbitkan).
Lay, B.W. dan S.S., Hastowo. 1992. Mikrobiologi
Laut. Rajawali press : Jakarta. 376 hal
Havard CWH. 1990. Black’s Medical Dictionary 36th edition. USA: Barnes
& Noble Books.
Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth
Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Pelczar, Michael J.1988.Dasar-Dasar Mikrobiologi 2 (diterjemahkan oleh
Ratna Siri Hadioetomo, et al).Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).Jakarta
Purnawijayanti HA. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sabdono, A .2001. Identifikasi dan Analisis bakteri Karang di laut Jawa. UGM.
Yogyakarta.
Soni, Ahmad.
2010. Nutrisi Mikroorganisme dalam Media. http://AhmadSoni.web.id.
Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011.
LAMPIRAN
Gambar 1 alat-alat yang di gunakan
Mikropipet Cawan
petridisk
Lampu spiritus Tabung
ukur